Pengaruh kondisi wilayah kota terhadap frekuensi kebakaran (studi kasus pada 6 kelurahan di Kecamatan Tambora Jakarta Barat)

Sardiyo, Sardiyo (2010) Pengaruh kondisi wilayah kota terhadap frekuensi kebakaran (studi kasus pada 6 kelurahan di Kecamatan Tambora Jakarta Barat). Masters thesis, Universitas Tarumanagara.

[img]
Preview
Text
10.pdf - Published Version

Download (22kB) | Preview
[img] Text
ABSTRAK TESIS MTP Sardiyo.pdf

Download (54kB)

Abstract

Dari berbagai pendapat para ahli perkotaan, kota selain merupakan suatu tempat yang bukan pedesaan, adalah tempat berkumpulnya sejumlah besar orang yang juga tempat terpusatnya berbagai kegiatan, baik kegiatan pemerintahan, ekonomi dan perdagangan, industri, pariwisata dan hiburan dan politik serta kebudayaan. Dalam perjalanan dan perkembangannya, kita dapat melihat bagaimana sebuah kota selalu dibelit dengan berbagai masalah yang muncul silih – berganti. Masalah yang satu belum terselesaikan muncul masalah baru yang lebih rumit dan kompleks. Beberapa di antaranya dapat disebutkan, misalnya: masalah lingkungan dan kesehatan, kepadatan penduduk, kemacetan lalu-lintas, tingginya angka kriminalitas, tingginya angka pengengguran, anak-jalanan, persampahan. Di samping itu, permasalahan di berbagai kota besar yang juga tak kalah rumit dan kompleksnya adalah masalah penanggulangan kebakaran. Jika diamati, pada berbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Palembang, Makassar, Banjarmasin, Pontianak, dan Balikpapan, kejadian kebakaran cukup banyak melanda pada lingkungan pemukiman, khususnya pada lingkungan padat yang belum tertata. Bagi kota Jakarta pun, bencana kebakaran masih merupakan masalah yang belum dapat terselesaikan dengan baik. Dikatakan demikian karena, sampai saat ini frekuensi kebakaran di Jakarta masih tetap tinggi. Jumlah ratarata kebakaran pertahun, dari data 2005 – 2009, tak kurang dari 800 kali kejadian. Dari jumlah ini, kebakaran di lingkungan pemukiman ternyata menyumbangkan angka tertinggi, yakni sekitar 44% ; sisanya, 56 % adalah objek kebakaran lainnya – Bangunan Umum, Bangunan Industri, Kendaraan, dan, jenis objek lainnya. Dilihat dari penyebabnya, kebakaran banyak terjadi dari akibat listrik, kompor (gas dan minyak tanah), lampu/lilin, rokok dan lain-lain. Kebakaran bukanlah musibah melainkan risiko. Sebagai risiko, kebakaran dapat dicegah dan diidentifikasi penyebabnya. Pencegahan kebakaran diupayakan, selain untuk menghindari terjadinya kebakaran juga untuk mengurangi risiko-risiko sebagai akibat kebakaran apabila kebakaran itu benar-benar terjadi. Identifikasi penyebab kebakaran dilakukan selain untuk memperoleh fakta-fakta mengenai faktor penyebab, juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa suatu kebakaran terjadi atau tidak terjadi, sering atau jarang di suatu tempat atau daerah atau lingkungan. Secara faktual, dari data menunjukkan bahwa kebakaran banyak terjadi di lingkungan pemukiman, khususnya di lingkungan pemukiman padat. Namun, faktanya juga menunjukkan bahwa pada lingkungan pemukiman yang samasama padat ternyata ditemukan fenomena yang berbeda, dimana terdapat beberap lingkungan pemukiman padat yang sering terjadi kebakaran tetapi juga terjadi dimana, pada beberapa lingkungan pemukiman padat, yang jarang kebakaran. Penelitian ini

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Tesis
Tesis > Pascasarjana
Divisions: Pascasarjana
Depositing User: Puskom untar untar
Date Deposited: 22 May 2017 08:50
Last Modified: 28 May 2021 03:13
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/1057

Actions (login required)

View Item View Item