USULAN DESAIN REVITALISASI TATA LINGKUNGAN TRADISIONAL BALUWARTI SURAKARTA JAWA TENGAH

Solikhah, Nafiah USULAN DESAIN REVITALISASI TATA LINGKUNGAN TRADISIONAL BALUWARTI SURAKARTA JAWA TENGAH. USULAN DESAIN REVITALISASI TATA LINGKUNGAN TRADISIONAL BALUWARTI SURAKARTA JAWA TENGAH.

[img] Text
buktipenelitian_10311017_15E154941.pdf

Download (2MB)

Abstract

Baluwarti awalnya merupakan kawasan tempat tinggal kerabat dan abdi dalem Keraton Surakarta, yang dipengaruhi oleh konsep tata ruang kotaraja kerajaan Mataram (Jawa). Semakin berkembangnya jenis aktivitas di kawasan Baluwarti, memunculkan fungsi baru yang sebagian besar kurang memperhatikan aspek historis kawasan dan dikhawatirkan akan menggeser identitas kawasan. Permasalahan yang ada adalah upaya pelestarian kawasan Baluwarti masih terbatas pada estetika kawasan (beautifikasi) dan belum mensinergikan fungsi baru dengan potensi fisik, sosial, dan budaya kawasan untuk meningkatan aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan konsep revitalisasi tata lingkungan tradisional Baluwarti yang sedang mengalami pergeseran identitas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif–kualitatif. Analisa pergeseran elemen pembentuk identitas kawasan menggunakan syncrhonic-diachronic reading berupa studi perkembangan kawasan. Analisa faktor-faktor yang menggeser identitas kawasan dengan teknik Delphi. Selanjutnya, hasil analisa synchronic-diachronic reading dan analisa Delphi dielaborasikan dengan teori identitas kawasan dan revitalisasi kawasan bersejarah, regulasi dan standard, serta pendapat pakar untuk menentukan kriteria revitalisasi sebagai dasar pengembangan konsep revitalisasi tata lingkungan tradisional Baluwarti Surakarta. Berdasarkan analisa, teridentifikasi jejalur Pradaksina (path), Kamandungan dan Butulan (nodes), unit permukiman (district), Keraton dan Dalem Pangeran (landmark) mengalami pergeseran fisik dan fungsi. Sedangkan benteng Baluwarti (edges) tidak mengalami pergeseran fisik, namun mengalami pergeseran fungsi. Adapun faktorfaktor yang menggeser identitas kawasan adalah perkembangan fisik, perubahan fungsi, perekonomian, nilai sosial, status kepemilikan, dan pemahaman masyarakat Baluwarti terhadap kegiatan revitalisasi. Konsep revitalisasi terbagi menjadi 3 (tiga) tahap. Pertama, interfensi fisik melalui zoning management, pembentukan hirarki ruang luar, abstraksi bentuk dari elemen konsep awal kawasan Baluwarti, dan intervensi fisik sesuai tingkat pergeseran. Kedua, rehabilitasi ekonomi melalui adaptive-use, zoning management, pewadahan aktivitas dan penunjang ekonomi kawasan. Ketiga, rehabilitasi sosial melalui pewadahan ‘srawung warga’, pewadahan pergelaran budaya dan kerajinan tradisional, pewadahan forum diskusi warga, dan peletakan informasi aktivitas budaya dan potensi kawasan.

Item Type: Article
Subjects: Penelitian > Fakultas Teknik
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Arsitektur
Depositing User: Puskom untar untar
Date Deposited: 22 Dec 2020 12:13
Last Modified: 22 Dec 2020 12:13
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/13785

Actions (login required)

View Item View Item