Hubungan School Well-Being dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa di SMA Inklusi (Studi pada Siswa yang Tidak Berkebutuhan Khusus)

Kevin, Kevin (2019) Hubungan School Well-Being dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa di SMA Inklusi (Studi pada Siswa yang Tidak Berkebutuhan Khusus). Hubungan School Well-Being dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa di SMA Inklusi (Studi pada Siswa yang Tidak Berkebutuhan Khusus).

[img] Text
File 1. Pembuka (Kevin).pdf

Download (793kB)

Abstract

Fenomena sekolah SMA Negeri di DKI Jakarta yang menampung siswa berkebutuhan khusus tanpa membedakan status calon siswa tersebut menjadi sebuah kajian yang menarik untuk dibahas, karena siswa normal yang bersekolah di sekolah inklusi akan memiliki pandangannya sendiri mengenai keadaan sekolahnya, siswa tersebut dapat merasa nyaman bersekolah di sekolah inklusi atau justru membuat siswa tersebut merasa terganggu dengan keberadaan siswa berkebutuhan khusus di sekolahnya. Keberadaan siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi tempat siswa bersekolah membuat siswa kehilangan konsentrasi belajar pada saat-saat tertentu, hal tersebut terjadi ketika siswa berkebutuhan khusus menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan di dalam jam pelajaran. Oleh karenanya dibutuhkan guru dan sistem pengajaran yang mengakomodasi kebutuhan siswa tidak berkebutuhan khusus dan ABK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara school well-being dengan motivasi berprestasi di sekolah SMA Inklusi Negeri “X” di Jakarta Utara. Subyek penelitian di SMA Inklusi Negeri “X” di Jakarta Utara adalah siswa yang tidak berkebutuhan khusus sebanyak 100 responden, konstruk pada penelitian ini adalah school well-being. Desain penelitian ini yaitu kuantitatif non eksperimen. Instrument yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Alat ukur yang digunakan modifikasi dari versi Asmananiawaty dan Hastuti (2016) yang merujuk pada teori Konu dan Rimpela (2002) dan skala motivasi berprestasi menggunakan modifikasi dari versi Purnomo (2018) yang merujuk pada teori McClelland (1985). Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni. Dengan hasil penelitian r= -0,108 dan p = 0,283. Artinya hipotesis penelitian tidak dapat diterima/ ditolak, variabel school well-being dengan dimensi having yang terdiri atas pernyataan lingkungan fisik, mata pelajaran, hukuman, pelayanan, dimensi loving yang berhubungan dengan hubungan antara siswa, guru rumah, dimensi being yaitu BK, peningkatan self-esteem, kreativitas, penghargaan dan dimensi health yang menjelaskan status kesehatan memiliki tingkat validitas, dan realibilitas yang baik akan tetapi tidak berhubungan dengan variabel motivasi berprestasi. Hal ini didukung dengan penelitian Purnomo (2018) bahwasanya tidak terdapat hubungan antara school well-being terhadap motivasi berprestasi.

Item Type: Article
Additional Information: Rahmah Hastuti, M.Psi., Psi.
Uncontrolled Keywords: school well being, motivasi berprestasi, siswa SMA, dan sekolah inklusi
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Psikologi
Divisions: Fakultas Psikologi > Psikologi
Depositing User: Puskom untar untar
Date Deposited: 16 Feb 2021 06:56
Last Modified: 22 Apr 2021 14:59
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/14685

Actions (login required)

View Item View Item