Pasar seni Betawi Kemayoran (ARS - 3830)

Agustine, Viona (2012) Pasar seni Betawi Kemayoran (ARS - 3830). Skripsi thesis, Universitas Tarumanagara.

[img] Text
315070100_Viona Agustine_01 Cover.pdf

Download (21kB)
[img] Text
315070100_Viona Agustine_02 Lembar Pengesahan.pdf

Download (21kB)
[img] Text
315070100_Viona Agustine_03 Lembar Pernyataan.pdf

Download (7kB)
[img] Text
315070100_Viona Agustine_04 Kata Pengantar.pdf

Download (9kB)
[img] Text
315070100_Viona Agustine_06 Daftar Isi.pdf

Download (13kB)
[img] Text
315070100_Viona Agustine_07 Abstrak.pdf

Download (13kB)

Abstract

Komunitas sebagai konsep diartikan sebagai suatu perasaan, cara hidup dan memiliki perbedaan dengan maksud yang sama (*Gerald A. Porterfield & Kenneth B. Hall Jr, 1995), biasanya memuat 3 hal, yaitu (*E. Barbara Phillips dan Richard T. Legates, 1995): suatu kelompok dalam ruang tertentu, kelompok yang memiliki kesamaan sifat dan kelompok yang dibatasi oleh identitas dan budaya yang sama, dibentuk oleh hubungan sosial yang kental. Dalam sebuah komunitas hunian tradisional terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perilaku pemikiran penghuni. Cara bersosialisasi, ungkapan budaya sebuah komunitas yang memiliki kebersamaan pemilkiran kebudayaan dan sebagainya. Hubungan antara ruang dan perilaku penghuni masih memegang teguh bentuk dan makna kebudayaan dapat dilihat dari pola pemukiman dan tata letak rumah. Dalam skala lebih luas, hubungan antara tata letak rumah dengan public space dapat diidentifikasi hubungan antara simbol dan fungsi ruang yang ada. Rumah merupakan ruang privat yang memiliki halaman depan sebagai ruang semi privat dan open space, sungai dan sebagainya. Public space pada perumahan tradisional ini sangat akomodatif terhadap kegiatan sosial dan budaya, sehingga sering dikatakan bahwa public space merupakan salah satu bentuk ruang budaya dan ruang sosial yang diperkaya dengan simbol-simbol tertentu. Pada perumahan modern yang dikembangkan oleh developer, nilai, makna dan simbol public space tidak terungkap didalamnya sehingga tidak memiliki “akar” yang mengikat penghuninya dalam kesatuan budaya dan sosial. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya sikap individualisme dan merangsang munculnya desakan ruang ekonomi yang kuat. Kekuatan ekonomi berhasil menggusur nilai-nilai budaya sehingga ruang sosial danbudaya berubah menjadi ruang ekonomi. Dua puluh tahun terakhir ini, boleh dikatakan merupakan masa yang paling marak dalam dunia arsitektur Indonesia apabila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Berbagai bangunan, tempat rekreasi khususnya, banyak didirikan akibat langkanya fasilitas umum berupa lahan terbuka/lahan hijau di daerah perkotaan. Proyek Pasar Seni Kemayoran ini merupakan alternatif solusi pula dari permasalahan diatas selain karena ingin menghidupkan kembali kesenian Betawi yang memudar di daerah tersebut. Kegiatan yang diberikan didalamnya lebih ditekankan pada pusat rekreasi dan perbelanjaan terbuka yang menyediakan kesenian Kemayoran. Perancangannya banyak memanfaatkan unsur-unsur alam agar dapat menciptakan arsitektur yang ramah lingkungan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir
Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Teknik
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Arsitektur
Depositing User: TDI Family perpus
Date Deposited: 21 Apr 2021 03:41
Last Modified: 23 Jun 2021 11:07
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/16474

Actions (login required)

View Item View Item