Kajian Pola Spasial Permukiman Nelayan Muara Angke, Jakarta Utara

Solikhah, Nafiah (2014) Kajian Pola Spasial Permukiman Nelayan Muara Angke, Jakarta Utara. Karya Ilmiah Dosen.

Full text not available from this repository.

Abstract

Pola spasial tidak terlepas dari fisik lingkungan dan logika sosial ruang yang bersifat non fisik, seperti: norma, fungsi, dan aktifitas masyarakat yang akhirnya membentuk sebuah lingkungan terbangun. Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia memiliki beragam karakteristik permukiman di tepian air. Salah satu kawasan yang memiliki pola spasial khas tepian air adalah permukiman Nelayan di Kali Adem, Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Kawasan Muara Angke merupakan daerah pesisir Pantai Utara Jakarta yang juga memiliki kawasan hutan bakau seluas 25,02 hektare dan merupakan bagian dari hutan bakau terakhir yang tersisa di provinsi DKI Jakarta. Pada perkembangannya, pola spasial kampung Nelayan Muara Angke mulai berkembang secara sporadis dan meninggalkan konsep kearifan lokal yang berdampak pada eksistensi hutan bakau di kawasan Pantai Utara Jakarta serta mulai berkembangnya permukiman Nelayan Muara Angke menjadi permukiman yang kumuh dan tidak tertata. Permasalahan pada objek studi adalah adanya logika sosial ruang sebagai dasar pembentukan sistem spasial kawasan (makro), blok hunian (mezo), sampai rumah tinggal (mikro) serta adanya perkembangan pola spasial yang tidak menerapkan prinsip kearifan lokal. Studi ini bertujuan untuk mengkaji pola spasial permukiman Nelayan di Muara Angke dan perkembangannya yang juga memiliki peranan sebagai area hutan bakau di Jakarta. Jenis studi yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan metoda analisa Space Syntax secara manual. Faktor yang dikaji adalah organisasi ruang, pola sirkulasi, hierarki ruang, dan orientasi. Berdasarkan hasil studi, konfigurasi ruang kampung Nelayan Muara Angke memiliki pola spasial dalam skala kawasan (makro), blok hunian (mezo), sampai rumah tinggal (mikro). Semua unsur pembentuk kawasan saling terkait berbentuk organis. Tingginya nilai perbandingan antara jalan tembus dan jalan buntu menunjukkan bahwa kampung Nelayan Muara Angke merupakan permukiman yang mempunyai kegiatan tertentu dan ruang gerak yang terintegrasi dengan kawasan luar dan merupakan perwujudan lingkungan terbangun di tepian air.

Item Type: Article
Subjects: Penelitian > Fakultas Teknik
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Arsitektur
Depositing User: Puskom untar untar
Date Deposited: 27 Mar 2017 07:58
Last Modified: 27 Mar 2017 07:58
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/165

Actions (login required)

View Item View Item