Analisis Yuridis Peaksanaan Kewenangan Jaksa Sebagai Penyidik dan Penuntut Umum DaIam Penanganan Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan RepubIik Indonesia

SeaItieI, MarseIIy (2021) Analisis Yuridis Peaksanaan Kewenangan Jaksa Sebagai Penyidik dan Penuntut Umum DaIam Penanganan Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan RepubIik Indonesia. Skripsi thesis, Universitas Tarumanagara.

[img] Text
Cover.pdf

Download (16kB)
[img] Text
Keabsahan dan Keaslian Penulisan Skripsi.docx.pdf

Download (187kB)
[img] Text
Lembar Persetujuan yang ditandatangani.pdf

Download (90kB)
[img] Text
Lembar Pengesahan yang sudah ditandatangani.pdf

Download (206kB)
[img] Text
Kata Pengantar.pdf

Download (96kB)
[img] Text
Daftar Isi.pdf

Download (14kB)
[img] Text
Abstrak.pdf

Download (86kB)
[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (274kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (208kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (141kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (405kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (40kB)
[img] Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (172kB)

Abstract

Kewenangan penyidikan dalam tindak pidana korupsi dilakukan oleh 3 (tiga) lembaga, salah satunya Kejaksaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia dan menjadikan jaksa sebagai penyidik dan penuntut umum dalam penanganan tindak pidana korupsi. Permasalahan diteliti menggunakan metode penelitian normatif. Proses pelaksanaan penyidikan dan penuntutan yang dilakukan kejaksaan berdasarkan peraturan perundang-undangan menimbulkan adanya kekosongan hukum karena ketidaksesuaian dengan KUHAP yang tidak mengatur mengenai penanganan perkara tindak pidana korupsi dengan sistem satu atap yang menyebabkan adanya tumpang tindih kewenangan dengan instansi lain. Tetapi di sisi lain, pelaksanaan penyidikan dan penuntutan yang dilakukan dengan sistem satu atap oleh lembaga kejaksaan merupakan suatu efisiensi dalam proses penanganan perkara bahkan kemudahan dalam berkoordinasi antar penyidik dan penuntut umum. Penerapan kewenangan jaksa sebagai penyidik dan penuntut umum dalam praktik menimbulkan sisi positif dan negatif. Sehingga, proses pelaksanaan penyidikan dan penuntutan yang dilakukan oleh Kejaksaan harus ada pengaturan yang jelas dan penyesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang ada serta menambah kualitas jaksa sebagai aparat penegak hukum agar menciptakan penegakan hukum yang berkeadilan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Dr. Hery Firmansyah, S.H., M.Hum., MPA.
Uncontrolled Keywords: Kewenangan Jaksa, Penyidikan, Penuntutan, Tindak Pidana Korupsi
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir
Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Hukum
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: FH Perpus
Date Deposited: 19 May 2021 03:02
Last Modified: 19 May 2021 03:02
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/28908

Actions (login required)

View Item View Item