Kedudukan Saksi Mahkota Sebagai Alat Bukti dalam Putusan Bebas terhdap Delik Penyertaan Pembunuhan Berencana Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 912/K/PID/2017

Siburian, Indra Dohara (2021) Kedudukan Saksi Mahkota Sebagai Alat Bukti dalam Putusan Bebas terhdap Delik Penyertaan Pembunuhan Berencana Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 912/K/PID/2017. Skripsi thesis, Universitas Tarumanagara.

[img] Text
Cover pdf.pdf

Download (288kB)
[img] Text
Lembar PERSETUJUAN SKRIPSI.pdf

Download (275kB)
[img] Text
Lembar Penandatanganan Skrpsi.pdf

Download (284kB)
[img] Text
KATA PENGANTAR pdf.pdf

Download (295kB)
[img] Text
Daftar Isi pdf.pdf

Download (273kB)
[img] Text
Abstrak Pdf.pdf

Download (8kB)
[img] Text
BAB 1 PDF.pdf
Restricted to Registered users only

Download (272kB)
[img] Text
BAB II PDF.pdf
Restricted to Registered users only

Download (313kB)
[img] Text
BAB III PDF.pdf
Restricted to Registered users only

Download (341kB)
[img] Text
BAB IV PDF.pdf
Restricted to Registered users only

Download (369kB)
[img] Text
BAB V PDF.pdf
Restricted to Registered users only

Download (372kB)
[img] Text
Daftar Pustaka PDF.pdf

Download (380kB)
[img] Text
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Saksi mahkota dalam Putusan Mahkamah Agung No. 2437 K/Pid.Sus/2011 didefinisikan sebagai saksi yang berasal atau diambil dari salah seorang tersangka atau terdakwa lainnya yang bersama-sama melakukan perbuatan pidana. Kedudukan saksi mahkota dalam sistem peradilan pidana di Indonesia sudah sangat sering dipertimbangkan dan digunakan oleh hakim dalam memutus suatu perkara, Penelitian ini menganalisis kedudukan saksi mahkota sebagai alat bukti yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutus perkara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) dan pendekatan kasus (The Case Approach). Seperti kasus pembunuhan berencana pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 912/K/PID/2017 yang terjadi di Makassar dengan korban Giring. Pelaku Pembunuhan terdiri dari 3 orang namun hanya 2 yang dihukum sedangkan 1 diputus bebas. Dalam hal ini hakim mengenyampingkan dan tidak mempertimbangkan keterangan saksi mahkota sebagai alat bukti sebagai pertimbangannya dalam memutus suatu perkara. Kedudukan saksi mahkota sangatlah penting dalam suatu kasus dimana keterangan saksi mahkota juga merupakan keterangan saksi yang tidak boleh diabaikan oleh hakim menurut regulasi hukum di Indonesia yang sudah mengatur mengenai kedudukan saksi mahkota itu sendiri.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Pak Ade Adhari, S.H., M.H.
Uncontrolled Keywords: Saksi Mahkota, Pembuktian, Pertimbangan Hakim
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir
Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Hukum
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: FH Perpus
Date Deposited: 15 Sep 2021 08:43
Last Modified: 15 Sep 2021 08:43
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/32609

Actions (login required)

View Item View Item