Sekadar mengadar: pendekatan arsitektur ephemeral dalam perancangan ruang berhuni bagi tunawisma di Jakarta

Rusli, Michelle (2023) Sekadar mengadar: pendekatan arsitektur ephemeral dalam perancangan ruang berhuni bagi tunawisma di Jakarta. Skripsi thesis, Universitas Tarumanagara.

[img] Text
315190054_MICHELLE_Cover.pdf

Download (64kB)
[img] Text
315190054_MICHELLE_Pengesahan.pdf

Download (513kB)
[img] Text
315190054_MICHELLE_Daftar Isi.pdf

Download (64kB)
[img] Text
315190054_MICHELLE_Abstrak.pdf

Download (71kB)
[img] Text
315190054_MICHELLE_Bab 1.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (72kB)
[img] Text
315190054_MICHELLE_Bab 2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (176kB)
[img] Text
315190054_MICHELLE_Bab 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (26kB)
[img] Text
315190054_MICHELLE_Bab 4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (884kB)
[img] Text
315190054_MICHELLE_Bab 5.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (718kB)
[img] Text
315190054_MICHELLE_Bab 6.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (8kB)
[img] Text
315190054_MICHELLE_Daftar Pustaka.pdf

Download (75kB)

Abstract

Manusia sejatinya akan terus mencari cara untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Salah satunya dengan cara berpindah ke tempat yang dirasa lebih baik dan memiliki potensi. Kota besar seringkali menjadi sasaran bagi sebagian orang yang mengembara untuk memulai kehidupan baru, salah satunya Kota Jakarta. Dengan segala keanekaragaman di Jakarta, membuat kota ini tidak terlepas dari masalah sosial ekonomi yang turut dialami oleh berbagai pihak termasuk kaum marginal. Kaum marginal sendiri merupakan orang-orang yang terpinggirkan ketika tidak berhasil mencapai suatu kesejahteraan hidup seperti gelandangan atau biasa disebut tunawisma. Gelandangan berasal dari kata “gelandang” dengan arti “yang mengembara, yang berkelana” (Onghokham, 1986). Sehingga, tunawisma dapat didefinisikan juga sebagai seorang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap dan layak (Hanson-easey et al., 2016) seperti tinggal di teras pertokoan, kolong jembatan, bangku taman, dll. Dengan alasan berhemat, secara tidak langsung berdampak pada kesejahteraan hidup tunawisma. Merujuk kepada buku Motivation and Personality oleh Maslow (1970), manusia memiliki 5 hierarki kebutuhan (Hierarchy of Needs) yang harus dipenuhi terutama kebutuhan dasar (seperti makanan dan tempat tinggal) agar kebutuhan lain dapat terpenuhi juga. Dengan perpindahan tempat yang sering dilakukan, tunawisma menjadi lebih fleksibel terhadap keadaan potensial dan memanfaatkan sumber daya yang ada disekitarnya dalam proses pembongkaran dan pemasangan suatu ruang arsitektural secara sementara (ephemeral). Melalui arsitektur ephemeral dengan konsep in-compatibility, penulis berupaya menghadirkan ruang berhuni sementara sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan dasar tunawisma. Dengan dibantu data yang didapatkan dari hasil survei serta wawancara, penulis menghadirkan program ruang berhuni dengan memanfaatkan sumber daya sekitar serta memperhatikan batasan yang ada di suatu lingkung-bangun. Kata kunci: Arsitektur Ephemeral; Tunawisma; Berhuni

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir
Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Teknik
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Arsitektur
Depositing User: TDI Family perpus
Date Deposited: 02 Jan 2024 09:07
Last Modified: 02 Jan 2024 09:07
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/42527

Actions (login required)

View Item View Item