Groente healscape: wadah observasi dan perawatan remaja depresi melalui pendekatan transprogramming

Azriel, Joseph Tjandra (2023) Groente healscape: wadah observasi dan perawatan remaja depresi melalui pendekatan transprogramming. Skripsi thesis, Universitas Tarumanagara.

[img] Text
315190060_JOSEPH_Cover.pdf

Download (187kB)
[img] Text
315190060_JOSEPH_Pengesahan.pdf

Download (98kB)
[img] Text
315190060_JOSEPH_Daftar Isi.pdf

Download (212kB)
[img] Text
315190060_JOSEPH_Abstrak.pdf

Download (118kB)
[img] Text
315190060_JOSEPH_Bab 1.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (339kB)
[img] Text
315190060_JOSEPH_Bab 2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (397kB)
[img] Text
315190060_JOSEPH_Bab 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (208kB)
[img] Text
315190060_JOSEPH_Bab 4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (460kB)
[img] Text
315190060_JOSEPH_Bab 5.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (176kB)
[img] Text
315190060_JOSEPH_Bab 6.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (98kB)
[img] Text
315190060_JOSEPH_Daftar Pustaka.pdf

Download (78kB)

Abstract

Depresi merupakan salah satu gangguan mental terkemuka di dunia, termasuk di tengah kalangan remaja. Menurut National Adolescent Mental Health Survey di tahun 2022, sebanyak satu dari tiga remaja berusia 10 - 17 tahun di Indonesia memiliki gangguan mental, termasuk depresi. Penyebabnya beragam, namun depresi umumnya tidak terdeteksi pada usia remaja. Hal ini merupakan dampak dari stigma bahwa depresi identik dengan gangguan kejiwaan dan kegilaan; fenomena ini didukung secara tidak langsung oleh kondisi arsitektur klinik psikologi yang umumnya bersifat terlalu steril dan mengintimidasi seperti rumah sakit. Akibatnya, orang tua tidak menanggapi depresi dengan serius dan remaja yang menderita tidak mendapat observasi atau perawatan yang selayaknya diberikan. Hal ini mendorong remaja depresi untuk beralih ke alkohol, obat-obatan, menyakiti diri sendiri, atau bahkan bunuh diri meski sedang berada di usia prima untuk membentuk keterampilan sosial, memilih jurusan, dan mengembangkan potensi pribadi untuk masa depan masing-masing. Oleh karena itu, remaja yang mengalami depresi diposisikan sebagai vulnerable user yang harus diberikan empati agar mendapat observasi, perawatan, dan rehabilitasi yang selayaknya diterima. Arsitektur mampu berperan dalam proses empati tersebut dengan menggunakan pendekatan arsitektur empati. Dengan metode transprogramming dalam rancangan arsitektur serta metode kualitatif berupa wawancara, data yang diambil bertujuan untuk memposisikan remaja depresi sebagai vulnerable user dalam ruang arsitektur. Hasil akhir berupa perencanaan sebuah wadah dimana remaja depresi dapat menerima observasi dan perawatan tanpa merasa terintimidasi. Kata Kunci: Arsitektur Empati; Depresi Remaja; Observasi; Perawatan; Transprogramming

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir
Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Teknik
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Arsitektur
Depositing User: TDI Family perpus
Date Deposited: 02 Jan 2024 11:55
Last Modified: 02 Jan 2024 11:55
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/42531

Actions (login required)

View Item View Item