Ibu yang berduka (ruang meditatif & pusat wanita di Kambira Tana Toraja)

Cynthia, Cynthia (2023) Ibu yang berduka (ruang meditatif & pusat wanita di Kambira Tana Toraja). Skripsi thesis, Universitas Tarumanagara.

[img] Text
315190067_CYNTHIA_Cover.pdf

Download (222kB)
[img] Text
315190067_CYNTHIA_Pengesahan.pdf

Download (207kB)
[img] Text
315190067_CYNTHIA_Daftar Isi.pdf

Download (201kB)
[img] Text
315190067_CYNTHIA_Abstrak.pdf

Download (223kB)
[img] Text
315190067_CYNTHIA_Bab 1.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (197kB)
[img] Text
315190067_CYNTHIA_Bab 2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (205kB)
[img] Text
315190067_CYNTHIA_Bab 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (190kB)
[img] Text
315190067_CYNTHIA_Bab 4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
315190067_CYNTHIA_Bab 5.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (192kB)
[img] Text
315190067_CYNTHIA_Daftar Pustaka.pdf

Download (139kB)

Abstract

Passiliran adalah ritual suku Toraja yang telah hilang. Dahulu, bayi-bayi yang meninggal sebelum tumbuh gigi akan dimakamkan dalam batang pohon yang dilubangi dan ditutup dengan ijuk. Kuburan Bayi Kambira adalah salah satu bukti sejarah bahwa ritual ini telah dilakukan, dan hingga kini menjadi salah satu daya tarik wisata di Tana Toraja. Meskipun pemerintah telah mencanangkan lokasi ini sebagai salah satu destinasi wisata Kaero di Sangalla, daya tariknya tenggelam akibat adanya ritual dan objek wisata yang lebih di kenal seperti rambu solo dan rumah tongkonan. Alhasil, lokasi ini menjadi terbengkalai dengan hanya satu batang pohon tersisa yang masih berdiri tegak, dengan beberapa pohon lainnya tumbang dan sudah rapuh. Sejarah dan budaya merupakan hal yang penting karena merupakan warisan dan identitas sebuh bangsa serta merupakan cerminan kehidupan dari masyarakatnya. Tulisan ini akan membedah dan mengajukan rancangan pengembangan area Wisata Kuburan Bayi Kambira dengan mengadopsi lima fase berduka Kubler-Ross dalam perancangan program ruang, di mana fase berduka dimulai dari fase denial, anger, bargaining, depression, dan acceptance. Masing-masing program ruang akan merepresentasikan fase tersebut dalam bentuk suatu kesatuan perjalanan duka dari arah Barat ke Timur. Proses perancangan mengacu pada penerapan arsitektur neo-vernakular sebagai bentuk penghargaan terhadap budaya dan arsitektur Toraja yang kaya. Perancangan tersebut menghasilkan proposal desain yang mencakup kesesuaian dengan budaya, penggunaan material lokal dan pengetahuan tentang tektonika, keserasian dengan alam, penggunaan ornamen, serta korelasinya dengan praktik masa kini. Kata kunci: duka, kambira, kematian, neo-vernakular, toraja

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir
Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Teknik
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Arsitektur
Depositing User: TDI Family perpus
Date Deposited: 03 Jan 2024 00:25
Last Modified: 03 Jan 2024 00:25
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/42534

Actions (login required)

View Item View Item