Analisis Pekerja Anak Sebagai Aktris Dilihat Dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Ketenagakerjaan juncto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Contoh Kasus : Arumi Bachsin) / oleh Riska Ristianti

RISTIANTI, RISKA (2013) Analisis Pekerja Anak Sebagai Aktris Dilihat Dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Ketenagakerjaan juncto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Contoh Kasus : Arumi Bachsin) / oleh Riska Ristianti. Skripsi thesis, UNIVERSITAS TARUMANEGARA.

Full text not available from this repository.

Abstract

abstrak (A)Nama : Riska Ristianti ; NIM: 205080102 (B) Judul Skripsi : Analisis Pekerja Anak Sebagai Aktris Dilihat Dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Ketenagakerjaan juncto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Contoh Kasus : Arumi Bachsin) (C)Halaman : ix + 90 + lampiran; 2013 (D)Kata Kunci : Perlindungan anak, pekerja anak sebagai aktris (E)Isi: Akhir-akhir ini sering ditemukan pekerja anak sebagai artis. Salah satunya adalah kasus Arumi Bachsin dimana yang awal mulanya ingin mengembangkan bakat dan minat, tetapi seiring waktu berjalan Arumi merasa dieksploitasi oleh para pihak khususnya orangtuanya sendiri. Undang-Undang Perlindungan Anak melarang anak melakukan pekerjaan, namun di dalam Undang Undang Ketenagakerjaan memperbolehkan anak melakukan pekerjaan sesuai bakat dan minatnya. Timbul dua permasalahan yaitu bagaimana perlindungan terhadap pekerja anak sebagai artis pada kasus Arumi dilihat dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak juncto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagkerjaan? dan bagaimana tanggungjawab para pihak terhadap pekerja anak sebagai artis dilihat dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak juncto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan? Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode penelitian normatif serta wawancara. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa Undang-Undang Perlindungan Anak melarang anak melakukan pekerjaan, namun undang-undang tersebut tidak menjelaskan secara jelas alasan larangan tersebut, yang dijelaskan hanya melarang orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual. Apabila melihat ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya dalam Pasal 71 seorang anak diperbolehkan melakukan pekerjaan untuk mengembangkan bakat dan minatnya dengan syarat-syarat tertentu. Pada kasus Arumi, seharusnya orangtua dan rumah produksi apabila terbukti melakukan eksploitasi terhadap anak dapat kenakan sanksi pidana dan administrasi berdasarkan Pasal 88 Undang-Undang Perlindungan Anak. (F) Daftar acuan : 33 (1986-2012) (G)Dosen Pembimbing : Hj. Mulati, S.H., M.H.(H)Penulis : Riska Ristianti

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Hukum
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Puskom untar untar
Date Deposited: 17 Jul 2018 06:32
Last Modified: 17 Jul 2018 06:32
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/4387

Actions (login required)

View Item View Item