Faluthy, Hilman (2024) ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2019-2023. Masters thesis, Universitas Tarumanagara.
![]() |
Text
Hilman Faluthy 126232130 JA.pdf Download (1MB) |
Abstract
Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal telah memberikan dampak yang signifikan terhadap pemerintahan Indonesia. Otonomi daerah dapat meningkatkan daya saing dengan mendorong demokrasi, kesetaraan, dan keadilan serta mengakui keterampilan dan aset lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja keuangan daerah Pemerintah Kota Pekanbaru. Metodologi yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data deskriptif kuantitatif yang digunakan adalah Rasio Efektivitas PAD, Rasio Efisiensi Keuangan Daerah, Rasio Keselarasan, Rasio Pertumbuhan, dan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan daerah Kota Pekanbaru yang diukur dengan Rasio Efektivitas PAD masih belum efektif dengan rata-rata efektivitas sebesar 75,71%. Rasio efisiensi keuangan daerah masih belum efisien meskipun memiliki ratarata sebesar 334,22%. Berdasarkan Rasio Keselarasan, Pemerintah Kota Pekanbaru menghabiskan rata-rata 82,91% anggarannya untuk kegiatan operasional, dengan 16,38% dialokasikan untuk belanja modal. Rasio Pertumbuhan meningkat negatif pada tahun 2020 akibat rendahnya belanja modal, berkurangnya pendapatan asli daerah, PAD, serta beban operasional. Dengan rasio rata-rata 44,73%, RKKD tergolong rendah, yang mencerminkan struktur hubungan konsultatif. Kata kunci: Rasio Efisiensi, Keserasian, Pertumbuhan, dan Kemandirian Regional autonomy and fiscal decentralization have had a significant impact on governance in Indonesia. Regional autonomy can enhance competitiveness by promoting democracy, equality, and justice, while recognizing local skills and assets. This study aims to evaluate the financial performance of the Pekanbaru City Government. The methodology used is descriptive quantitative research. The quantitative descriptive data analysis techniques employed include the PAD Effectiveness Ratio, Financial Efficiency Ratio, Alignment Ratio, Growth Ratio, and Regional Financial Independence Ratio (RKKD). The findings indicate that the financial performance of Pekanbaru City, as measured by the PAD Effectiveness Ratio, remains ineffective, with an average effectiveness of 75.71%. The financial efficiency ratio is also inefficient, with an average of 334.22%. Based on the Alignment Ratio, the Pekanbaru City Government spends an average of 82.91% of its budget on operational activities, while only 16.38% is allocated for capital expenditures. The Growth Ratio showed negative growth in 2020 due to low capital expenditures, reduced local revenue (PAD), and operational costs. With an average ratio of 44.73%, the RKKD is categorized as low, reflecting a consultative relationship structure. Keywords: Efficiency Ratio, Compatibility Ratio, Growth Ratio, and Independence Ratio
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | Skripsi/Tugas Akhir Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Ekonomi |
Divisions: | Fakultas Ekonomi > Akuntansi |
Depositing User: | FE Perpus |
Date Deposited: | 07 May 2025 07:05 |
Last Modified: | 07 May 2025 07:05 |
URI: | http://repository.untar.ac.id/id/eprint/46664 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |