PERANAN MIKROSISTEM DALAM KEHIDUPAN REMAJA PEREMPUAN YANG MENJADI PECHUN

GAREY, EVANS (2000) PERANAN MIKROSISTEM DALAM KEHIDUPAN REMAJA PEREMPUAN YANG MENJADI PECHUN. Skripsi thesis, Universitas Tarumanegara.

[img] Text
Text.pdf

Download (959kB)

Abstract

Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan: Bagaimana peranan mikrosistem dalam kehidupan para remaja perempuan yang menjadi pechun? Teori yang digunakan adalah model ekologis Bronfenbrenner. Secara garis besar, model ekologis Bronfenbrenne mengatakan bahwa aktivitas dan hubungan antar individu sangat ditentukan oleh proses sosialisasi individu dalam lingkungannya. Model ekologis yang dikembangkan oleh Brofenbrenner berfungsi sebagai panduan untuk penelitian proses sosialisasi yang kompleks yang mempengaruhi tingkah laku individu. Ada lima struktur dasar dalam model ekologis, yaitu: mikrosistem, mesosistem, eksosistem dan kronosistem. Masing-masing struktur ini saling berhubungan dan berinterkasi untuk membentuk pola-pola yang mempengaruhi perkembangan manusia. Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga maka penelitian ini dibatasi pada cakupan mikrosostem yang meliputi: keluarga, sekolah, tetangga, kelompok teman sebaya, dan media. Penelitian ini merupakan metode wawancara mendalam dan observasi sebagai teknik penggalian data dalam rentang waktu 4 bulan, antara bulan Juli sampai November. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 4 orang remaja perempuan yang berusia antara 16-19 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga memang berpengaruh terhadap perkembangan perilaku anak. Terjadinya konflik dan kondisi keluarga yang kacau menyebabkan remaja merasa tidak nyaman dan ingin lari dari rumah. Remaja yang memiliki masalah dan tidak mampu menghasilkan prestasi yang baik ternyata mencari kompensasi di luar sekolah. Kelompok teman sebaya yang delinkuen cenderung membawa pengaruh buruk terhadap tingkah laku remaja. Pada awalnya, remaja mencoba-coba untuk berkenalan dengan laki-laki karena ajakan temannya, namun akhirnya melakukan sendiri aktivitas seksual tersebut. Sementara itu, lingkungan tetangga para remaja perempuan tidak memberikan suatu kondisi yang memungkinkan remaja untuk belajar sosial secara positif. Para remaja perempuan ini juga mengkonsumsi informasi seks bebas, obat-obatan dan pergaulan dari media hiburan. Gaya hidup ini membuat remaja merasa sedih dan frustasi. Remaja juga merasa tidak memiliki keyakinan positif tentang masa depannya. Namun, mereka tetap berharap untuk tidak terus menerus menjalani gaya hidup ini. Disarankan agar keluarga dapat menciptakan suatu kondisi yang sehat yang memungkinkan anak sebanyak mungkin mengalami kasih sayang dan perhatian ke arah perkembangan kepribadian anak. Sekolah harus terus menerus berusaha memperbaiki sistem dan cara mengajar. Guru-guru harus diperlengkapi dengan baik dan pola belajar dapat dibuat menjadi dinamis dan bersemangat, sehingga anak didik antusias belajar. Pemerintah dapat membuat suatu wadah kreasi agar remaja memiliki situsi yang positif yang memungkinkannya untuk belajar secara sosial. Di samping itu, pemerintah juga harus gencar melaksanakan sensor terhadap media hiburan yang menampilkan seks bebas, obat-obatan, dan kekerasan. Remaja sendiri harus berani untuk membuat perubahan hidup. Remaja harus memiliki niat untuk mau mengubah kebiasaannya. Remaja harus menjadikan moral dan agama sebagai pegangan hidup untuk keluar dari gaya hidup ini.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dra. Henny E. Wirawan, M.Hum, Psi. dan Martha J. W. Setiawati, Psi.
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir
Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Psikologi
Divisions: Fakultas Psikologi > Psikologi
Depositing User: Puskom untar untar
Date Deposited: 12 Oct 2018 09:19
Last Modified: 08 Jul 2022 05:19
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/8651

Actions (login required)

View Item View Item