PENGARUH PENGASUHAN IBU TUNGGAL PADA KELUARGA BERCERAI TERHADAP KESEHATAN MENTAL REMAJA

DEWIARTI, DEWIARTI (1999) PENGARUH PENGASUHAN IBU TUNGGAL PADA KELUARGA BERCERAI TERHADAP KESEHATAN MENTAL REMAJA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS TARUMANAGARA.

Full text not available from this repository.

Abstract

Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan: Bagaimana pengaruh pengasuhan ibu tunggal pada keluarga bercerai terhadap kesehatan mental remaja? Teori yagn digunakan adalah teori pengasuhan ibu tunggal pada keluraga bercerai dan teori kesehatan mental dari Frankl. Secara garis besar, teori pengasuhan ibu tunggal mengemukaan bahwa seorang ibu tunggal seringkali mengalami ketimpangan dan kemiskinan dalam otoritas pengasuhan. Karena tidak adanya sosok seorang ayah, ibu tunggal juga kerapkali tidak konsisten dalam menjalankan disiplinnya. Belum lagi hilangnya sumber penghasilan keluarga, sehinggga hal ini menyebabkan seorang ibu tunggal harus bekerja diluar rumah. Peran ganda yang harus dimainkannya itu pada akhirnya tidak sesuai dengan waktu mengasuh anak, kondisi serta kemampuan yang ia miliki. Tanpa disadari, semua faktor tersebut menyebabkan ketimpangan dalam proses pengasuhan sehingga hal itu pada akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan mental seorang anak. Penelitian yang menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi sebagai teknik tambahan berlangsung selama 2 minggu, antara tanggal 10 Februari 1999 sampai dengan 24 Februari 1999. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang kakak beradik remaja laki-laki dan 2 orang kakak beradik remaja perempuan, dengan maksud untuk melihat keterkaitan persepsi yang dimiliki antara kakak dan adik terhadap pengasuhan ibu tunggal mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan ibu tunggal dalam keluarga bercerai ternyata memang berpengaruh terhadap kesehatan mental anak remaja mereka. Kurangnya kehangatan dan perhatian yang diberikan oleh seorang ibu tunggal kepad anak menyebabkan remaja tidak memiliki rasa aman di dalam dirinya. Kesibukan ibu bekerja membaut remaja tidak mempunyai seorang ibu yang bisa diajak bercakap-cakap ataupun bertukar pendapat. Dengan mengacu pada teori kesehatan mental dari Frankl, remaja seringkali merasa takut menghadapi masa depan, mudah putus asa, dan bahkan memiliki ide-ide dan kecenderungan tingkah laku bunuh diri. Dalam menjalani kehidupan, remaja juga merasa tidak memiliki kebebasan dalam membuat pilihan penting serta mengalami kesulitan-kesulitan lain seperti pandangan negatif dari masyarakat sehubungan dengan perceraian kedua orang tua mereka. Namun, responden tetap berharap bahwa kehidupan mereka di masa mendatang dapat lebih baik. Semuanya brtekad untuk terus berusaha membentuk sebuah keluarga bahagia di kemudian hari, sehingga kesalahan orang tua mereka tidak terulang lagi. Pada akhirnya, disarankan kepada ibu tunggal agar dapat meluangkan waktunya untuk anak-anak di tengah-tengah kesibukan bekerja, karena bagaimanapun seoarang anak tetap memerlukan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya. Kepada remaja juga diberikan dorongan semangat agar berani menghadapi tantangan dan tida cepat berputus asa dalam menjalani hidup. Kepada lembaga kerohanian ataupun lembaga pendidikan disarankan agar menaruh perhatian dan memberikan dukungannya kepada anak-anak yang berasal dari keluarga bercerai. Sedangkan untuk penelitian lanjutan disarankan untuk melakukan penelitian terhadap responden yang diasuh oleh ayah tunggal serta penelitain lainnya yang mengacu pada masalah psikologis yang dialami oleh seorang ayah ataupun ibu tunggal sebagai akibat dari perceraian.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Psikologi
Divisions: Fakultas Psikologi > Psikologi
Depositing User: Puskom untar untar
Date Deposited: 19 Oct 2018 06:41
Last Modified: 19 Oct 2018 06:41
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/8859

Actions (login required)

View Item View Item