PERANAN FAKTOR RELIGIUS TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL PADA REMAJA DARI KELUARGA BERCERAI

ANGELIQUE F.P, JOYCE (2001) PERANAN FAKTOR RELIGIUS TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL PADA REMAJA DARI KELUARGA BERCERAI. Skripsi thesis, Universitas Tarumanegara.

Full text not available from this repository.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana faktor religiusitas berperan dalam perkembangan moral remaja, khususnya pada remaja dari keluarga bercerai. Untuk mendukung teori, penulis menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg. Anak yang memiliki hubungan yang hangat dengn orang tuanya akan mengalami trauma yang hebat, bila hubungan itu terputus karena perceraian (Hurlock, 1980/1994). Disamping itu mereka juga mempunyai problem psikologis lain dalam penyesuaian diri. Perceraian orang tua mengakibatkan sang anak mengalami hambatan perkembangan terutama perkembangan moral mereka. Banyak hal-hal negatif yang mereka lakukan misalnya minum-minuman keras, merokok, melarikan diri dari rumah, pergaulan bebas, mencoba menggunakan narkoba, dan melakukan hal-hal lainnya yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dalam situasi seperti ini peran faktor religius sangat dibutuhkan. Masa remaja sebagai masa pencarian identitas diri dan persiapan untuk meraih masa depan, merupakan masa yang menentukan dalam pengembangan kesadaran moral seseorang. Luasnya pengetahuan seseorang tentang inti ajaran agamanya, ketaatan terhadap aturan-aturan dan kebiasaannya dalam menjalankan ritus-ritus dalam agama yang dianutnya, kesadarannya tentang kehadiran orang lain sebagai ciptaan Allah, membuat remaja dapat menerima diri dan terbuka terhadap orang lain, memahami masalah yang dialami, dan lebih dewasa dalam menentukan tindakannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang berasal dari keluarga bercerai mengalami trauma yang cukup berat bahkan sempat terlibat dalam pergaulan dan tindakan yang kurang baik ketika mereka melihat kenyataan bahwa orang tua mereka memutuskan untuk bercerai. Hasil penelitian ini pun menunjukkan bahwa situasi sulit yang mereka alami justru membuat mereka menjadi lebih dewasa dan matang dalam menentukan diri sendiri maupun dalam pemahamannya terhadap orang lain berkat ketaatannya terhadap agama. Agama yang mengajarkan bahwa Allah tidak akan meninggalkan mereka terutama ketika mereka menderita, atau ajaran bahwa sesama manusia merupakan penampakkan wajah Allah 'yang kelihatan' membuat mereka semakin membuka diri menerima kehadiran orang lain dan bersikap positif terhadap mereka. Berdasarkan teori perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg, remaja yang menjadi responden penelitian ini berada pada tahap pascakonvesional karena kesadaran moral mereka sudah menunjukkan bahwa pikiran, tingkah laku dan perbuatan mereka dilakukan karena kesaadaran diri dan itu keluar dari hati nurani mereka, tanpa tuntutan atau paksaan orang lain. Kesadaran moral remaja ini berkembang dan berada pada tahap pascakonvensional berkat peran faktor religius.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Psikologi
Divisions: Fakultas Psikologi > Psikologi
Depositing User: Puskom untar untar
Date Deposited: 23 Oct 2018 09:48
Last Modified: 23 Oct 2018 09:48
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/9061

Actions (login required)

View Item View Item