Analisis tindakan medis dokter terhadap pasiennya yang menimbulkan kematian pasien (studi kasus putusan mahkamah agung no.365 k/pid/2012) / oleh kelvin

Kelvin, Kelvin (2014) Analisis tindakan medis dokter terhadap pasiennya yang menimbulkan kematian pasien (studi kasus putusan mahkamah agung no.365 k/pid/2012) / oleh kelvin. Diploma thesis, Universitas Tarumanegara.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kasus tindakan medis dokter terhadap pasiennya yang menimbulkan kematian pasien, dalam kasus dokter Ayu beserta kedua rekannya, dokter Hendry Simanjuntak dan dokter Hendy Siagian di muka pengadilan dituntut pidana dengan Pasal 359 KUHP yaitu kelalaian yang menyebabkan matinya seseorang. Pada saat itu, ketiga dokter tersebut dihadapkan pada keadaan darurat kalau tidak segera melakukan operasi, ibu dan anak akan meninggal. Keadaan darurat terdapat dalam Pasal 59 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan yang menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan wajib memberikan pertolongan pertama kepada penerima pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat darurat dan/atau pada bencana untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan, Pasal 58 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan jika terjadi kematian tidak dapat dituntut ganti rugi dalam keadaan gawat darurat untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian normatif, menggunakan bahan kepustakaan untuk menjawab permasalahan. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) telah melakukan pemeriksaan terhadap ketiga terdakwa dan menyatakan ketiga dokter tersebut melakukan tindakan medis sesuai dengan Standart Operasional Prosedur (SOP), Namun Hakim Mahkamah Agung menilai terdakwa berdasarkan bukti dan keyakinan hakim, bersalah melanggar Pasal 359 KUHP dan dihukum 10 bulan penjara. Sebenarnya kematian korban adalah karena emboli, sesuatu yang sangat jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi, terutama keadaan darurat dan lalu dilakukan operasi, dan emboli tidak ada hubungan dengan operasi yang dilakukan oleh ketiga terdakwa. Hakim pada Mahkamah Agung tidak memperhatikan keadaan darurat yang dapat dijadikan sebagai dasar penghapus pidana, terutama alasan pembenar.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Tindakan Medis Dokter, Kematian Pasien.
Subjects: Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Hukum
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Puskom untar untar
Date Deposited: 09 Jul 2018 09:50
Last Modified: 09 Jul 2018 09:50
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/3749

Actions (login required)

View Item View Item