PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR DALAM TINJAUNAN KOSMOLOGI RUANG

Fatimah, Titin (2014) PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR DALAM TINJAUNAN KOSMOLOGI RUANG. Karya Ilmiah Dosen. pp. 181-188. ISSN 978-979-98815-6-4

[img]
Preview
Text
2849-6143-1-PB.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview

Abstract

Candi Borobudur, salah satu candi Buddha terbesar di dunia terletak di sebuah lembah di sisi selatan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Lembah ini dikelilingi oleh gunung-gunung dari segala sisi, antara lain Merapi, Merbabu, Telomoyo, Ungaran, Sumbing, Sindoro, Prahu dan bukit Menoreh. Didirikan pada abad 7-8 Masehi oleh Wangsa Syailendra, Candi Borobudur memiliki keunikan dan keistimewaan dalam konsep arsitektur dan keruangannya. Candi Borobudur dan alam yang melingkupinya merupakan satu kesatuan utuh yang disebut Pusaka Saujana Borobudur. Pusaka saujana adalah gabungan pusaka alam dan pusaka budaya dalam kesatuan ruang dan waktu. Pemilihan lokasi candi mencerminkan pertimbangan dan pemikiran mendalam tentang sebuah konsep kosmologi ruang bagi situs peribadatan suci umat Buddha. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep Pusaka Saujana Borobudur dengan menggunakan tinjauan konsep kosmologi ruang. Hal ini merujuk pada ruang yang berpusat pada Candi Borobudur dengan alam lingkungan yang menghampar luas dengan batas gunung-gunung yang mengelilinginya. Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik deskriptif-analitik. Sumber data utama menggunakan studi literatur didukung dengan hasil wawancara terhadap tokoh masyarakat dan sesepuh (yang dituakan) di Borobudur. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan filosofi Jawa, layout dan desain Candi Borobudur menunjukkan konsep ‘mandala’ yang terwujud dalam bentuk persegi dan lingkaran. Hal ini juga terkait dengan konsep filosofi orang Jawa yakni ‘mancapat’. Candi Borobudur tak bisa dipisahkan dengan pusaka saujana yang menghampar disekelilingnya. Konsep arsitekturnya yang menggambarkan perjalanan seorang manusia dalam penyucian jiwa, mulai dari level terbawah Kamadhatu, Rupadhatu, Arupadhatu hingga puncaknya sebagai simbol mencapai nirwana. Pencapaian nirwana ini diwujudkan ketika seseorang berada di puncak candi dan melihat pemandangan indah di sekelilingnya. Hubungan Candi Borobudur dengan ruang di sekitarnya sangat erat. Hal ini terlihat dari segi pemilihan lokasi yang menempatkan Candi Borobudur pada sebuah lembah yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Energi kosmis alam dari gunung-gunung tersebut mengalir ke lembah dan terkumpul pada titik di mana Candi Borobudur berada.

Item Type: Article
Subjects: Penelitian > Fakultas Teknik
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Arsitektur
Depositing User: Puskom untar untar
Date Deposited: 17 Apr 2017 02:36
Last Modified: 17 Apr 2017 02:36
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/404

Actions (login required)

View Item View Item