Phillo, Cynthia (2024) Kedudukan Seorang Istri Sebagai Ahli Waris Yang Pernikahannya Dicatat Setelah Suaminya Meninggal Dunia. Masters thesis, Universitas Tarumanagara.
![]() |
Text
Halaman Depan_Cynthia Phillo_217211052.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
Bab isi_Cynthia Phillo_217211052.pdf Restricted to Repository staff only Download (27MB) |
![]() |
Text
Daftar Pustaka_Cynthia Phillo_217211052.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
![]() |
Text
Lampiran_Cynthia Phillo_217211052.pdf Restricted to Repository staff only Download (652kB) |
Abstract
Perkawinan merupakan wujud lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai suami istri, dengan tujuan mewujudkan keluarga bahagia dan kekal yang dilandasi atas ketuhanan Tuhan Yang Maha Esa. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang berdiri atas dasar hukum. Hal ini menjadikan negara mengatur segala aspek di kehidupan masyarakatnya, termasuk dalam hal perkawinan. perkawinan harus didaftarkan secara sah untuk menjamin terjadinya perkawinan itu secara wajar dan untuk mencegah terjadinya masalah warisan di kemudian hari. Walaupun Pencatatan Perkawinan penting masih terdapat pasangan yang menikah hanya karena alasan agama tanpa mendaftarkan perkawinannya ke kantor catatan sipil. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Perkawinan yang tidak didaftarkan menimbulkan berbagai akibat, salah satu akibatnya adalah dalam hal kewarisan. Pasangan yang tidak mendaftarkan perkawinannya menjadi ahli waris dari pasangan yang telah meninggal. Suami yang tidak dapat sama-sama dengan istrinya mendaftarkan perkawinannya semasa hidup suaminya, maka sang istri harus terlebih dahulu mengajukan permohonan penetapan ke pengadilan. Setelah dilakukannya pengesahan atas perkawinan tersebut di mata hukum sudah sah dan resmi. Istri yang sudah mendapatkan penetapan pengadilan dapat mendaftarkan perkawinannya ke Pencatat Perkawinan. Melihat masih sedikitnya kesadaran masyarakat atas pencatatan perkawinan, saran dari Penulis adalah pasangan yang akan menikah dapat melakukan pencatatan untuk menghindari terjadinya dampak negatif untuk kedepannya. Dan juga di agar lebih ditekankan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar melakukan pencatatan perkawinan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | Prof. Dr. Mella Ismelina F. Rahayu, S.H., M.Hum. |
Uncontrolled Keywords: | Perkawinan, Waris, Pencatatan Perkawinan |
Subjects: | Tesis Skripsi/Tugas Akhir > Fakultas Hukum |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | FH Perpus |
Date Deposited: | 19 Nov 2024 08:00 |
Last Modified: | 19 Nov 2024 08:00 |
URI: | http://repository.untar.ac.id/id/eprint/45188 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |