HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MANAJER

HARTINI, ST., JULY (2000) HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MANAJER. Skripsi thesis, Universitas Tarumanegara.

Full text not available from this repository.

Abstract

Dalam dunia kerja, sering timbul berbagai masalah sehubungan dengan stres dan kondisi-kondisi yang dapat memicu terjadinya stres. Salah satu masalah adalah stres seringkali muncul disaat seseorang harus membuat suatu keputusan. Secara teoritis, stres kerja terjadi bila ada tekanan-tekanan dalam pekerjaan yang melebihi ambang kewajaran dan disertai dengan kurangnya dukungan yang dibutuhkan seseorang dari berbagai pihak. Bila stres terjadi di dalam pekerjaan akan menibulkan berbagai efek antara lain subjective effect, behavioral effect dan cognitive effect. Subjective effect kecemasan, agrsivitas, perasaan malu. Behavioral effect meliputi kesulitan berbicara, gemetar, hilangnya nafsu makan dan cognitive effect meliputi tidak mampu untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan secara efektif. Pengambilan keputusan merupakan proses membuat keputusan dari alternatif pilihan yang ada untuk memecahkan suatu msalah. Efektivitas suatu pengambilan keputusan dapat dilihat dari semakin sedikitnya kesalahan yang dibuat dalam proses tersebut. Karena dalam proses ini banyak hal yang berpengaruh antara lain adalah sres maka penelitian ini menyelidiki tentang hubungan antara tingkat stres kerja dengan efektvitas pengambilan keputusan pada manajer. Penelitian ini dilakukan pada sektor industri perminyakaan disebabkan karena dapat bertahan pada kondisi krisis di Indonesia. Responden dalam penelitian ini adalah manajer karena dengan peran dan kemampuan yang dimiliki diharapkan mampu menyeimbangkan masukan dengan hasil untuk melaksanakan pekerjaannya. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang mengukur tingkat stres kerja dan efektivitas pengambilan keputusan. Kuesioner yang mengukur tingkat stres kerja merupakan adaptasi dari alat asli yang diciptakan oleh Charles D. Spielberger dengan nama State Trait Anxiety Inventory dan kuesioner yang mengukur efektivitas pengambilan keputusan dibuat berdasarkan teori dasar pengambilan keputusan dalam organisasi menurut Jason Greenberg & Robert A. Baron. Dengan menggunakan metode kuantitatif, didapatkan 55% responden (22 orang) mengalami stres yang tinggi, 30% (12 orang) menagalmi stres sedang dan 15% (6 orang) mengalami stres yang rendah. Sumber stres dominan yang dialami oleh manajer adalah tekanan kerja / job pressure dan sumber stres yang lain berasal dari kurangnya dukungan / lack of support. Tekanan / job pressure yang sering muncul di bidang perminyakaan antara lain disebabkan oleh evaluasi yang ketat, keterbatasan waktu, dan kondisi-kondisi yang dapat memicu terjadinya stres. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh pada manajer yang dalam pekerjaannya mempunyai wewenang untuk mengambil suatu keputusan. Sehingga bila stres sering muncul, dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang dibuat menjadi kurang efektif. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif antara dua variabel yang diukur, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat stres kerja dengan efektivitas pengambilan keputusan pada manajer. Aartinya, semakin tinggi tingkat stres kerja maka efektivitas pengambilan keputusan pada manajer akan semakin rendah dan sebaliknya bila tingkat stres yang dialami rendah maka efektivitas pengambilan keputusannya tinggi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Tesis > Pascasarjana
Divisions: Fakultas Psikologi > Psikologi
Depositing User: Puskom untar untar
Date Deposited: 11 Oct 2018 09:07
Last Modified: 11 Oct 2018 09:07
URI: http://repository.untar.ac.id/id/eprint/8527

Actions (login required)

View Item View Item